Minggu, 01 Mei 2011

Watak Never Die ( Bag. 5 )


Sabtu sore tidak seperti biasanya. Setelah tidur sejenak tenri melirik jam dihandphonenya. Nokia 2300 yang dicarger tadi belum juga berbunyi. jendela kamarnya terbuka lebar. dia biarkan udara masuk kesela sela tipisnya pakaian yang digunakan.


Saya sudah ada didepan..


Diperhatikan dengan seksama sms kemudian terus menindis kebawah. Nomor itu tidak tersave disimnya. 085255282949 kartu As lama area makassar." Rury sudah ada didepan." Tenri bergumam. senyumnya merona.


Sore ini mereka berdua rencananya akan bertemu dikosan arief yang didaeng tata. Rencana itu disepakati tenri setelah mendapat kabar baru tentang watak. Rury memaksa Arief untuk menelanjangi sejarah organisasi besar yang pernah berdiri dikampus mereka. Perkenalan mereka didepan ruangan ketua jurusan manajemen. saat itu arief sedang sibuk mengurus kepanitiaan yang diberikan kepadanya. Tanda tangan Dra. Jannati Tanggisalu ketua jurusan manajemen diburunya. Syarat awal pelaksanaan kegiatan mereka ada ditangan ibu itu. Sebuah rekomendasi untuk ditembuskan kepembantu Ketua III STIEM Bongaya.


Arief Rahman namanya tertera dikomposisi kepanitiaan. posisinya sebagai ketua panitia. Mahasiswa kelahiran Bulukumba tepatnya dibira. tidak jauh dari daerah kelahirannya, suku kajang bersembunyi dari gemerlapnya modernisasi yang semakin merambah. Mereka masih ngotot mempertahankan adat istiadatnya . Sejarah tentang kajang masih sering dia dapatkan. Tutur, dari mulut kemulut begitu mereka menyindir bagaimana sejarah majapahit dan sriwijaya memenuhi lembar demi lembar buku sejarah yang dipelajari dibangku sekolah.


Tenri bergegas mengambil kunci kamarnya. berlalu dengan cepat setelah membaca sms yang masuk. Motor vega orange 210 cc telah menunggunya. " Saya nda usah pakai helm?" tenri berteriak sambil memakai sepatunya.


" Nda usah, kita bisa lewat lorong kecil dekat rumah sakit bayangkara. lagian sore begini polisi mana yang berani mencari uang dijalanan?" rury menjawab.


" Arief anak manajemen itukan yang kamu maksud?" tenri memajukan kepalanya. suaranya sedikit dikeraskan. laju sepeda motor rury semakin cepat. informasi dari arief itu tidak akan disia siakannya.


" Yah, dia banyak mengetahui banyak sejarah watak. Angkatan V diwatak hanya menerima lima orang juga. Ini hampir sama dengan penerimaan diangkatan XII yang hanya menerima 12 orang. cerita itu didapatnya setelah persentuhannya dengan Eko Waworuntu difacebook." Rury mengundur gas motornya.


Angkatan V LPM Watak menerima lima orang anggota pada tahun 2000 Safrin Kuku, Agus Monoarfa, Dedy Setiawan, Roy Haras serta satu orang yang dia lupa namanya. mereka dikukuhkan ditanjung dan yang menjadi ketua panitia pada saat itu adalah Junaidi sekarang keberadaannya disurabaya. Mereka adalah generasi transisi, penuh pergolakan, kambing hitam, tolak ukur, penghianatan, politik praktis, manipulasi, korupsi serta cuci tangan yang menghiasi pengabdian mereka selama satu tahun lebih. " Mereka menyebut dirinya kader transisi" rury melanjutkan bicaranya.


" Masa transisi?" tenri semakin merapatkan dirinya. Dia ingin mengetahui betul sejarah itu.


" Pemecatan menghiasi periode tersebut. Zainal Arifin alvin salah satunya. Juga terbentuk dua gerbong besar diinternal mereka. Ini efek dari terpilihnya Samri Tongili diMupersma Luar biasa." Rury menjelaskan seadanya. Dipertigaan depan rumah sakit haji motornya dibelokkan kearah kiri. Mobil truk pengangkut sampah berhenti didepannya. Dia bergegas menutup mulutnya. Bau sampah menyengat hidungnya. Pembicaraan mereka hentikan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar