Rabu, 23 Februari 2011

Monomad Rampock Conan 121

Sebatang rokok menemani ingatan yang terbang kembali mengingat kenangan anak ingusan( kata itu memang pantas ) diruang isolasi. bergema dengan ritual pagi menyambut mentari, berlari dan berbaris dengan topi yang sama dari kelas satu sampai masa akhir, cocok seperti invanteri..

Kini sudah tumbuh dewasa dalam kalkulasi monoton seperti bumi yang terus mengitari matahari dengan remote kontrol dalam kendali Ilahi. Barangkali takdir menyejarah dalam ikhtiar, dulu ketika lonceng bergema tanda istrahat, kita bergerak dari satu cela jendela kecela cendela yang lain. Menarik perhatian para bidadari kesunyian, Hahaha, namun yang pasti tidak ada yang mampir dan berdiam diri dalam hati, bukan hatinya kita, tapi hatinya mereka..

Pesan singkat atas kaburnya tahun tanda kematian, memisahkan semangat yang selalu menyatu. Menggenggam tangan dan bertepuk dada, membakar semangat dan terus memompa urat nadi, Hiasan dinding tanpa dekorasi, kecuali stiker organisasi yang belum kita lunasi. perbendaharaan kata yang hanya sejengkal, terlontarlah dorongan suci dari bathin yang malas berpasrah ria, sebuah kata yang begitu hangat, kita adalah generasi masa depan bangsa.

Usia yang menjelma dengan lapisan kumis yang begitu tipis disela sela tanda perbedaan abadi. Menari dan menerka - nerka, menghimpun puing puing ingatan, bayangan dengan sejuta tanda masa silam.terbesit tanya untuk dirimu, Masihkah kau berdiri diatas tugu dan melambai tangan brother.


Selasa, 22 Februari 2011

MULTI RASIONAL CORPORATE 121


Manusia selalu bereaksi atas sebuah informasi yang datang walau tanpa dikaji. Kini situasi telah berbeda, bukan fiksi tapi simulasi. Akan tetapi lebih digandrungi, dipuja dan dicintai. Rahasia pribadi dihisap masuk dalam televisi. Semua telah menjadi komoditi. Prestasi diramu dalam Durasi, Aksi direkonstruksi dalam narasi, Industri ada dipuncak tertinggi. Semua hal jadi potensi, segala hal diambil alih untuk diproduksi, Inilah dunia yang kita diami.

Abdi negara tidak mau disaingi. Sibuk mencari referensi, bagaimana membangun relasi, agar masuk dalam ketegori, layak diorbit menjadi informasi. Mereka telah berubah fungsi, melupakan semua janji yang dulu dihambur tanpa kendali. Siapa yang peduli rakyat yang hidup dipinggir kali.

Dulu kasus century tapi sekarang susu berbakteri, atau Gayus yang dicurigai main mata dengan Group Bakrie, atau mungkin juga Susno Duadji yang belum sempat dibui. Inilah yangh disaji, diolah sedemikian rupa agar tidak basi, dari hari kehari tanpa henti, aparat institusi patut dicurigai.

Ketika semua telah dimonopoli, maka Antonio Gramsci mendapat posisi. Bahwa kelas berkuasa selalu mendominasi, disamping lewat kekuatan amunisi juga lewat pembentukan opini. Ekspresi hasrat itu disebut Hegemoni.

Masih tersimpan dalam memori, atau mungkin sudah tertanam dalam hati, rasa benci yang menetap dalam sanubari melihat kekayaan alam yang terus digadai, dari dulu hingga kini oleh para politisi, mungkin juga akademisi yang selalu menjaga reputasi demi seonggok eksistensi.

BERDIKARI. Pesan founding father yang telah mendahului, pergi meninggalkan generasi yang hanya sibuk beronani, menghabsikan waktu berdiskusi, besok tertidur tanpa ada aksi. Berdiam diripun bukan solusi. Para pemberani telah memberi bukti. dari Nabi hingga para Wali. Ada ayat suci atau sejuta piliha teori. Mau yang asli atau yang sudah dimanipulasi, terinventarisasi menjadi sebuah Histor. Revolusi bisa sekedar ilusi, tapi evolusi itu hal yang pasti.

Mungkin kita sepakat angkat kaki, mengikuti jejak para TKI. tidak peduli siksaan atau caci maki, asal kampung tengah dapat terisi. Dari pada hidup jadi anak tiri dalam dekapan bunda pertiwi. Memang ini sangat ironi, tapi bukan teka teki, jawabannya "mungkin ini sebuah misteri". Ketika bayang ketakutan menghantui, siang malam hidup jadi kuli, memeras keringat dibawah terik matahari, mengemis untuk sesuap nasi, sementara saudara yang lain makan roti. Ya, mereka yang katanya representasi, mewakili buruh, nelayan dan juga para petani. Dulu membangun empati dengan menjual mimpi, semua didata dan dimasuki, dari tempat ibadah hingga tempat perostitusi. Dan kini tidak ada yang terealisasi. Sekali lagi hanyalah ambisi untuk berebut kursi.

Inovasi politik yang ditandai dengan amandemen konstitusi, adalah konsekwensi dari reformasi. Masyarakat digiring satu persatu untuk jadi pemilih tidak peduli yag pakai dasi atau penjual sapi, penyanyi tau penari bahkan setingkat menteri atau sekelas bupati.HAHAHAHA sama rasa tanpa pamrih, yang pasti mampu mendongkrak urutan partai.

OK. Semua telah terkendali, besok pagi semua berbondong bondong untuk antri, tak perlu adalagi koordinasi apalagi basa basi, salah contreng anda dimutasi.
Tidak perlu diurai secara rinci, transisi telah dilewati.
Tepuk tangan mengiringi pujaan hangat disela konferensi.
KITA adalah NEGARA DEMOKRASI...

Jumat, 18 Februari 2011

Pasal 11 Ayat 121


Matahari begitu serakah menjemput.
Membangunkan manusia dalam kemenangan sesaat. Kemenangan dari peperangan panjang. Menguras sumur energi dan air mata. Hingga kobaran api dalam dada seperti pintu neraka lembah benua iblis. Peperangan melawan takdir, seperti mimpi ditaman surga yang teralienasi dari peta dunia. Hingga begitu hebatnya sampai raga pun melebur bersamanya.Bersama penakut bermental inlanden.

Kala genderang ditabuh,
Bendera kuning, merah, hijau, putih dan ragam warna lain menyatu begitu rapi, begitu kokoh, begitu kuat dengan prajurit berlapis baja menyerbu mereka yang lemah nan pecundang, panser Marshall Plan siap memberimu kedamaian, jangan salah WTO penasehat spritual untuk mereka yang jenuh dan gundah.
Watak individualistik berlabel humanis menawarkan es krim kebayi haram. Rayuan dan pujian antri menunggu kesempatan. Ambillah dan jilatlah kemudian menangis lagi dan ngemis lagi. Kalau kau besar nanti, maka jangan pura - pura lupa akan MoU yang kau sepakati dengan sadarmu. Sumpah primordial dengan Tuhanmu diatas karpet berbulu domba. Yah, domba yang kau perjuangkan dengan darah, seperti darah keperawanan demokrasi yang kau rampas juga.
Berseloklah wahai Indo N Esia setebal ikat uang yang dijanjikan, jangan ragu apalagi bimbang banyak yang berminat akan dirimu. bukankah masih engkau ingat rayuan manis memanggil investor? menggodalah dengan pernak pernik Bangunan Kokoh yang diwariskan leluhurmu. Atau ajaklah kawan kecilmu kawin lari dan buatlah rumah tangga yang AFTA ACFTA wa IJEPA. Puaskan dirimu tapi jangan monoton, belajarlah dari Iran, Suriah, atau Mesir. karena tinta sejarah para penulis liar akan berbicara, mengalahkan kisah cinderella atau Romeo Juliet apalagi kisah buyutmu si tukang curhat Habibie Ainun.
Titip salam untuk batu nisan yang kau ukir sendiri...

121 tidak sama dengan 171


kerinduan masa itu belum tiada, kebangkitan kembali RED DEVIL. setan merah yang kadang dianggap komunis, namun kadang pula dipenuhi ayat suci dilain waktu,Kadang tangan dikepal namun kadang pula berbaris rapi dengan kopiahnya, kadang begitu angkuh namun kadang pula begitu tertatih. saya tidak mau sumpah pocong, tapi hukum akal selalu tunduk pada bukti. Petuah bijak mengiri semangat, cibiran bibir keluar tanpa kendali. tegak berdiri dalam mengejar mimpi. Berlari keluar dari penjara bathin. selamat tinggal rindu yang lelah, begitu lama kami menanti kapan waktu akan berpihak.

***********************

Apakah tak cukup semua amunisi
jangan - jangan kau bentuk Detasemen pula
Merawat mereka dalam keteakmu
kau ajar mengeja untuk menentang logika dasar
berjalan dalam standarisasi katamu
The Prince buku wajib yang mempengaruhimu
saya liat dari tumpukan aturanmu
Dan kini semua telah usang bersama tembokmu yang keras karena pajangan sertifikat dengan bingkai iming iming

Tapi apa,
prediksiku harus kukoreksi ulang...

justru barisan itu semakin padat
karena lantunan kesucianmu
berjamaah mungkin lebih bagus dibanding kita beribadah sendiri,

Saya mau tapi bukan engkau imamku...

Jumat, 04 Februari 2011

Sekilas tentang "ENGKAU"


Yang begitu sederhana, begitu penuh arti, yang begitu menarik dan begitu berkesan mungkin ketika kerinduan disubuh ini datang mengingatkan insan yang tidak tahu berterima kasih ini.
Tahukah engkau yang jauh disana, semua yang tertulis ini belum mengakomodir semua rasa yang ada dalam memory, yang tersimpan dalam hati.
Tahukah engkau begitu dalam rasa kehilangan ini, namun tahukah engkau pula mungkin tuhan telah menunjukkan jalan terbaik untuk kita berdua. Karena tuhan mengerti dan selalu memantau aktifitas yang terkadang tidak berarti, terkadang tidak seimbang, dan kekacauan kosmos yang menjadi akhir penderiataan ummat. Begitu naif memang, dan mungkin engkau akan berucap begitu munafiknya diriku, tapi tahukah engkau ini adalah kejujuran kecilku dari setumpuk kejujuran yang tidak sempat kau tahu.
Ada perubahan kecil dari diriku, kenangan didaerah orang, adalah gerbang kita bisa dekat, adalah pintu terang akan lakon kemarin, dan mungkin inilah akhir dari skenario yang kita buat berdua. Tapi bukan aku sutradaranya, pun bukan engkau, entahlah...
Banyak hal yang telah terlewatkan, mungkin begitu menarik untuk kita dongengkan, mungkin begitu asyik kita diskusikan diusia senja, mari kita simpan dalam memory walau kini hilang dalam perkiraan dan hitung-hitunganku. Saya tidak bisa bertanya, pun tidak bisa berucap kaku, karena keyakinanku ini adalah keyakinan yang mungkin saja ada luka yang mengantar, ada isak tangis mengiringi, dan sekarang keputusan ini tidak bisa kita nilai, tapi ESOK engkau akan mengerti dari sikap dan keputusan yang saya ambil. Saya begitu sangat berharap engkau dewasa dan cerah masa depan, impian dan cita – citamu bisa engkau raih, dan yakinlah terselip namamu disetiap doaku. Karena engkau mengisi lembaran buku hidupku. Mau halaman berapa?mau satu bab? Yang pasti yang terbaik untuk dirimu..hemm

Kupersembahkan untuk "engkau",
MRC dalam memory kontak HPmu..
Masih ingatkah engkau tentang C&c
salam manis untuk orang tergagah disampingmu...

Ini tentang Cara Kita dalam mencapai Tujuan


Banyak buku yang bisa kita baca, banyak ragam dan bentuknya, banyak warna disetiap sampul bahkan ada yang polos seperti manusia suci. Ada yang tebal adapula yang tipis hanya puluhan lembar. ada yang dijual mahal, ada juga yang hasil copyan, atau bahkan pinjaman seorang sobat. Kadang tempatnya begitu didepan, bersih terpungkus rapi karena "BESTSELLER", tapi ada juga yang kusam tersimpan rapi dirak paling bawah. Begitulah kalau dikira - kira sobat. Tapi bagaimanapun, disetiap lembaran buku itu ada nilai yang mengikut, dan lagi tergantung kita mau memakai atau menggunakannya, Atau mungkin hanya sebatas menambah referensi untuk kita pamerkan atau bahkan berakhir tragis menjadi pelapis "MOUSE".

Damaikan Hati, damaikan jiwa...

Tak akan berakhir kita bergerak, karena gerak kita ada, dan karena perubahan menjadi takdir kehidupan. Selalu ada jalan ketika ikhtiar mengawali langkah, ada tangan tersembunyi yang ikut campur. Tapi ingat sobat, kita bukan dadu apalagi pion sang pangeran. Kita manusia bukan boneka serdadu
Walau denyut nadi kadang mendominasi, walau hasrat kadang memompa, yakinlah dan lakukanlah dari hati. Setiap mimpi akan menjadi kenyataan, setiap cita pasti kita raih sebagai bukti kita melawan ketakutan, melangkah jauh dari keragu - raguan yang begitu sering datang menghentak kesadaran.

Romantisme,
Kadang begitu indah namun kadang begitu menjijikkan...

Tema yang membuat manusia bertahan dalam kepura - puraanya, mengisi kekosongan ruang bathin, UPPS KATANYA. Tapi tahukah engkau wahai insan yang terlena buaian rayuan manusia setan. kau tidak akan bergerak maju, melangkah meraih cita, merebut kemerdekaanmu, menggapai impianmu, apalagi mencipta damai dalam lakon hidupmu, karena terisolasinya engkau dalam ruang gerak, karena begitu terikatnya kedua kaki kuasamu, dan sampai engkau berenang tanpa arah, keluar dari barisan suci peraih impian. Katakan sikapmu, ketika sinyal menghampiri pikiran dewasamu, membangunkan intuisi nalurimu, mematenkan akal budimu, potong kisah burammu sobat, jangan akhiri dalam ketidak pastian. karena mungkin itu usia labil yang mengontrolmu...
Taukah engkau begitu tertawanya mereka yang menilai tiap langkahmu, ada papan skor yang disediakannya, ibarat umpan dia segera menguasai kendali dari segala penjuru. Jangan menoleh sobat masa lalu telah pergi, berganti menjadi nisan, jangan jadikan kenangan sampai tetesan air matamu jatuh tanpa timbal balik. Tutup tirai itu, kenangan tempo dulu...

Mari berucap dalam hati, simpan dan rekam " AKU HIDUP UNTUK MERDEKA"...

Selasa, 01 Februari 2011

Satu Februari Dua Ribu Sebelas


Pagi menyambut, mata belum tertutup.
cakrawala khayalan melayang jauh terbang dan mencoba melawan setiap mimpi kelam.

hari ini satu februari dua ribu sebelas.
pelan sebuah kepastian mengiringi,
sebuah semangat mengantar, kalau waktunya untuk bangun dari semua mimpi
mimpi yang tanpa arti, karena tindakan adalah sebuah bukti
sedikit demi sedikit emosi tenggelam mengikuti irama, menari dan menyelam jauh dari tepian

Begitu sepi dan kosong.
begitu galau dan kacau
begitulah hari dari setiap gerak tanpa ambisi
ambisi bukan nafsu
ambisi untuk satu masa depan
masa depan yang kita dambakan.Hidup damai dalam cinta, penuh arti dalam kasih

kalau kebimbangan menyeruak dan merusak, menghalangi setiap strategi gerak perjuangan
mungkin teriakan dan pemberontakan dari hati untuk kedamaian perlu di aminkan
Karena mereka yang suka merusak sering tampil dengan suara lantang tanpa makna,
mengumbar janji dalam setiap kenangan, seperti spanduk mengotori halaman.

bulan ini bulan februari,
banyak memory telah terbingkai dari dulu dan mungkin akan terukir kedepan
harapan seiring laju kedewasaan
semoga engkau disana ya TUHANKU mendengar desahan nafas dalam setiap bait doaku
Ya ALLAH, Engkau mengerti hembusan nafas, denyut nadi, dan mungkin teriakan kecil dari dalam hati.
Ya ALLAH, Engkau begitu menarik dan begitu menyatu dalam hati dan perasaan ini,
semoga engkau menjadi kekasih sepanjang masa dari hambamu ini yang terkadang lalai
dan izinkan insan terbaik dimatamu mengisi kekosongan dan kehampaan relung perjalanan indah ini.
karena berharap ada memory indah yang terpahat dalam hati yang begitu kaku ini.

Berdoa kepada engkau semoga insan itu adalah Engkau
Engkau yah Engkau jauh disana yang tercipta untuk diriku.